**Ali bin Abi Thalib: Sang Singa Allah, Ulama, Khalifah, dan Teladan Abadi**
_(Seri Sahabat Nabi Eps.4)_
### **Latar Belakang dan Masa Muda**
Ali bin Abi Thalib lahir sekitar tahun 600 M di Makkah dari keluarga Bani Hasyim, suku terhormat Quraisy. Ia adalah putra dari Abu Thalib, paman Nabi Muhammad ﷺ, dan sepupu dekat beliau. Ali juga menjadi orang pertama yang masuk Islam dari kalangan anak-anak dan tumbuh dalam asuhan langsung Nabi ﷺ di rumah beliau sejak kecil.
Keberanian dan kecerdasannya menonjol sejak muda. Dalam Perang Badar, Uhud, Khandaq, dan berbagai ekspedisi lainnya, Ali menunjukkan kepahlawanan luar biasa. Salah satu momen paling dikenal adalah duel dengan Amr bin Abdi Wudd dalam Perang Khandaq yang dimenangkan Ali meski lawannya jauh lebih besar dan berpengalaman.
### **Menjadi Menantu Rasulullah ﷺ**
Ali menikah dengan Fatimah az-Zahra, putri kesayangan Rasulullah ﷺ. Dari pernikahan ini lahirlah keturunan mulia, termasuk Hasan, Husain, Zainab, dan Ummu Kultsum. Rasulullah ﷺ menyayangi keluarga ini dengan penuh kemuliaan, bahkan bersabda: “Aku adalah kota ilmu, dan Ali adalah pintunya.”
### **Kepemimpinan dan Kontribusi Keilmuan**
Ali adalah sosok dengan keluasan ilmu, kefasihan bicara, dan kedalaman spiritual. Kumpulan khutbah dan suratnya dikodifikasikan dalam karya *Nahjul Balaghah*, yang hingga kini menjadi rujukan dalam ilmu retorika, filsafat, dan etika Islam. Ia menjadi salah satu sumber utama dalam disiplin fiqh, tafsir, serta warisan spiritual dalam tradisi Sunni dan Sufi, dan juga dianggap sebagai Imam pertama oleh kaum Syiah.
Ali dikenal sangat adil dan teguh. Ia menolak nepotisme dan mengembalikan harta yang dianggap tidak sah. Dalam masa kekhalifahannya, Ali menunjukkan keberpihakan kepada prinsip kebenaran dan keadilan, bahkan ketika itu berisiko terhadap stabilitas kekuasaan politiknya.
### **Kekhalifahan dan Perselisihan Politik**
Ali menjadi khalifah keempat setelah syahidnya Utsman bin Affan. Saat ia naik tahta, umat Islam dalam keadaan penuh keguncangan sosial-politik. Tuntutan untuk menegakkan keadilan terhadap para pembunuh Utsman menjadi isu besar yang melibatkan berbagai pihak, termasuk Aisyah, Thalhah, Zubair, dan Muawiyah bin Abi Sufyan.
Perselisihan dengan Muawiyah terjadi karena perbedaan pendekatan terhadap penegakan keadilan atas kasus terbunuhnya Utsman. Ali lebih mengutamakan stabilitas dan reformasi terlebih dahulu, sedangkan Muawiyah, yang saat itu menjabat sebagai gubernur Syam dan memiliki kekuatan militer, menuntut agar para pelaku dibunuh segera. Konflik ini memuncak dalam Perang Shiffin.
Namun, setelah proses panjang perundingan dan tahkim (arbitrase), kedua pihak pada akhirnya menyetujui damai sebagai bentuk ijtihad demi mencegah pertumpahan darah lebih lanjut di kalangan umat Islam. Keputusan ini disambut baik oleh sebagian besar sahabat, namun justru ditolak oleh sebagian pendukung garis keras dari Ali yang kemudian dikenal sebagai Khawarij. Mereka menilai Ali telah “berhukum kepada manusia dan bukan kepada Allah”, dan menganggap tahkim sebagai pengkhianatan terhadap syariat.
### **Rencana Pembunuhan dan Syahidnya Imam Ali**
Dari kemarahan kelompok Khawarij inilah muncul rencana pembunuhan terhadap tiga tokoh utama: Ali bin Abi Thalib, Muawiyah bin Abi Sufyan, dan Amr bin Ash. Tujuannya adalah mengakhiri apa yang mereka anggap sebagai fitnah di kalangan umat Islam.
Namun dari ketiganya, hanya rencana pembunuhan terhadap Ali yang berhasil. Pada subuh 19 Ramadhan 40 H (661 M), Ali diserang oleh Abdurrahman bin Muljam ketika hendak memimpin shalat di Masjid Kufah. Pedang yang dilumuri racun menghantam kepalanya, dan dua hari kemudian, beliau wafat dalam usia sekitar 63 tahun.
Ali dimakamkan secara rahasia oleh keluarganya demi mencegah fitnah lanjutan, dan kini diyakini dimakamkan di Najaf, Irak.
### **Warisan dan Pengaruh Abadi**
Ali dikenang sebagai pemimpin yang saleh, pemberani, dan sangat mencintai kebenaran. Selain perannya dalam sejarah politik Islam, Ali juga memiliki kontribusi besar dalam pengembangan keilmuan dan spiritualitas umat Islam. Ucapan-ucapan hikmahnya banyak dikutip lintas mazhab dan menjadi sumber inspirasi sepanjang zaman.
Bahkan kelompok Sufi menghormatinya sebagai sumber utama sanad tarekat spiritual, sementara umat Sunni menempatkannya sebagai sahabat mulia dan khalifah ar-rasyid yang mengikuti jejak Nabi Muhammad ﷺ.
Salah satu peninggalan besar Ali adalah teladan dalam menyikapi perbedaan, berijtihad dalam kebenaran, dan memelihara persatuan umat di tengah dinamika yang sulit.
### **Penutup**
Ali bin Abi Thalib bukan hanya seorang khalifah, tetapi juga simbol keberanian, keilmuan, dan ketakwaan. Sejarahnya mengajarkan bahwa kepemimpinan sejati adalah melayani umat dengan keadilan, bukan sekadar kekuasaan. Perselisihan yang terjadi di masanya adalah bagian dari ijtihad para tokoh besar Islam, dan umat Islam hari ini memetik pelajaran besar dari semangat adil, sabar, dan zuhud yang diwariskannya.
Semoga Allah meridhai Ali bin Abi Thalib dan mengumpulkan kita bersama beliau dan keluarga Nabi ﷺ di surga-Nya kelak.
=============
🗒️ _Post Number : 440_
🔎 _Verifikator : Sanznuya El-Fatih_
❕ _Jika ditemukan kekeliruan, dipersilahkan tuk mengkoreksi lewat hubungi admin dan kirim artikel pembanding yg memiliki dalil lebih kuat._
Comments
Post a Comment